REAKTIFITAS PERAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG KOMPETITIF (Sebuah Ikhtiar Menggapai Asean Economic Community 2015)
Inheren-nya peran pemuda dengan kemajuan suatu bangsa
Lagi-lagi
oleh pemuda.. Membicarakan pemuda tentu sangat kompleks dari berbagai sudut
pandang. Golongan yang sering dianggap memiliki kekuatan istimewa, semangat
perubahan, dan inheren dengan kemajuan suatu bangsa. Tongkat estafet pembangunan karekter
bangsa dan negeri ini akan terus berganti dari masa ke masa. Di sinilah pemuda
seharusnya mengambil peran. Tak ubahnya sebuah adagium “syubhannul yaum rijaalul
ghoddi” yang mengandung
pengertian bahwa pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan, Maka dari itu
tidak heran, jika ada yang mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat
eksistensinya, ketika para pemudanya mampu tampil aktif dan dinamis di
tengah-tengah masyarakat,
itulah yang menjadi representasi cita-cita setiap bangsa dimana diharapkan
generasi muda tidak hanya menjadi agent of intellectual namun juga
menjadi agent of change.
Namun
bagaimana realitasnya?, secara sadar kita merasakan bahwa saat ini pemuda
sedang dilanda krisis multi dimensi yang menghebat. Pemuda telah kehilangan
pegangan hidup karena tumbangnya aturan sosial (social order) yang
dikalahkan oleh kemajuan zaman. Keadaan inilah yang dalam kaca surya kanta ilmu
sosial sering dinamakan periode anomali, yakni suatu masa dimana masyarakat
khususnya generasi muda berada dalam kondisi kebingungan akibat ketidakpastian
yang membuatnya berada dalam krisis moral yang cukup pelik (kompas mahasiswa,
edisi 85:44). Sikap kritis sebagai ciri khas intelektualitas pemuda telah
hilang. Mereka tidak mampu lagi meluruskan dassein yang melenceng dari das
sollen-nya. Apalagi dalam era globalisasi saat ini. Pengaruh globalisasi
telah mengalihkan generasi muda kedalam gaya hidup yang serba instan. Atas
dasar itu perlulah suatu bangsa untuk dapat me-reaktifitaskan kembali
peran generasi muda sebagai role model yang kompetitif dalam menghadapi
tantangan global. Bagaimana caranya?, pertama dapat dengan memberi kesempatan
kepada generasi muda untuk berpartisipasi secara aktif dalam bidang sosial,
politik, dan khususnya perekonomian. Dengan diberinya kesempatan lebih terhadap
kalangan pemuda khususnya dalam membangun kesejahteraan bangsa, diharapkan
kalangan pemuda ini mampu menjadi profesional dibidangnya dan kompetitif dalam
tataran global. Selain itu cara lain yang dapat dilakukan suatu negara ialah
“mewadahi” role youth ataupun peran pemuda dalam mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, serta kompetensinya disegala bidang sebagai wujud
“distribusi” peran pemuda, dari awalnya hanya sebatas imajiner semata menjadi
suatu upaya membentuk profesionalitas pemuda dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang kompetitif untuk dapat bersaing dalam tataran global.
Urgensitas pengembangan
sumber daya manusia dalam tantangan global
Keberhasilan
pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh dua faktor utama yakni sumber daya
alam (natural resources) dan sumber
daya manusia (human resources). kedua
sumber daya tersebut sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa.
Tetapi apabila dipertanyakan sumber daya mana yang lebih penting diantara kedua
sumber daya tersebut, maka jelas sumber daya manusialah yang lebih penting. Hal
ini dapat kita amati dari kemajuan-kemajuan suatu negara yang menjadikan sumber
daya manusianya sebagai indikator keberhasilan pembangunan bangsa tersebut
dalam menghadapi tantangan global. Jika dilihat secara makro, pengembangan
sumber daya manusia dapat digambarkan sebagai suatu upaya untuk mengembangkan
kualitas atau kemampuan sumber daya manusia agar mampu mengolah sumber daya
yang ada dengan berbagai macam teknologinya sehingga dapat digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat secara optimal, sebagai tujuan dari pembangunan suatu bangsa.
Sedangkan dilihat dari optik lain yakni secara mikro pengembangan sumber daya
di suatu negara dapat dimaknai sebagai pengembangan tenaga kerja, sehingga
mampu mencapai tujuan dari negara tersebut. Jadi jika dilihat dari kacamata
faktual, canggihnya sarana dan prasarana serta teknologi suatu bangsa bila
tidak ditunjang oleh sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan yang memadai,
maka niscaya negara tersebut akan sulit berkembang.
Tatanan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015 misalnya, sangat mungkin menjadi
hantaman keras bagi para pekerja Indonesia khususnya pemuda apabila kualifikasi
personal yang mereka miliki tidak ditunjang pula oleh kualitas sumber daya
manusia yang memadai, dan hal yang harus diingat adalah masyarakat indonesia
harus bersiap menyambut dan menghadapi tenaga-tenaga kerja asing yang sering
diasumsikan lebih terampil ketimbang mereka. Disini kita dapat menyimpulkan,
bahwa kemampuan bersaing Sumber Daya Manusia (SDM) indonesia urgen ditingkatkan
baik itu secara formal maupun informal, (Departemen Perdagangan, 2008: 80),
utamanya melalui pendidikan dan pelatihan yang konsekuen dan berkala.
Reaktifitas peran pemuda
menuju AEC 2015
Berbagai
upaya “memantapkan” langkah dalam memintasi persiapan menuju ASEAN Economic Community 2015. Implementasi
terkait upaya dalam mencapai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sepenuhnya
terletak pada kemauan dan itikad baik setiap warga bangsa. Apabila masyarakat
dapat mendistribusikan perannya dalam pencapaian MEA 2015, hal itu akan
berdampak pada kecepatan, kekuatan, dan kelanjutan pencapaian MEA 2015. Hal
inilah yang menjadi faktor krusial mengingat besarnya kesenjangan ekonomi dan
kesiapan negara menuju MEA 2015. Atas dasar itu untuk memintasi kesenjangan
yang terjadi, perlulah dibangun reaktifitas
masyarakat khususnya kalangan pemuda dalam keikutsertaan menggapai MEA
2015. Lalu kenapa harus reaktifitas peran pemuda?, Seperti
halnya gambaran negatif dari dampak globalisasi telah membuat kebanyakan pemuda
terjerumus konstan berada di “zona nyaman” mereka dalam hidup yang serba
instan. Memang tidak semua, tapi setidaknya itulah representasi gambaran pemuda
dalam gaya hidup yang cenderung apatis dalam melihat kenyataan dari sebuah
tantangan yang dihadapi oleh bangsanya.
Berdasar
urgensitas tersebut, sangatlah penting meng-aktifkan kembali peran kalangan
pemuda untuk meninggalkan sikap pasifnya dalam berkontribusi untuk negara. Ada
beberapa variabel penting kaitannya dalam mengembangkan sumber daya manusia
yang kompetitif. Yang pertama, ialah
melalui pendidikan dan pelatihan, dalam hal ini merupakan upaya untuk
mengembangkan kemampuan intelektual, kompetensi dan keterampilan serta kualitas
sumber daya manusia dalam hal ini generasi muda. Pendidikan dan pelatihan
(DikLat) merupakan faktor penting dalam mewadahi peran pemuda untuk
meningkatkan kemampuan ke arah yang diinginkan, pendidikan pada umumnya
berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga kerja yang diperlukan oleh instansi
ataupun suatu negara tersebut, sedangkan pelatihan lebih berkaitan dengan
peningkatan keterampilan atau kompetensi khusus untuk memastikan job orientation yang seharusnya mereka
kuasai sebagai profesional. Dan kedua,
melalui manajemen sumber daya manusia. Dalam hal ini Manajemen sumber daya
manusia hakekatnya adalah untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan,
dan mengintegrasikan peran pemuda dalam rangkai mencapai MEA 2015.
Dalam
reaktifitas peran pemuda, pendidikan dan pelatihan dapat dipandang sebagai
salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap bangsa yang ingin
berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi kalangan pemudanya harus
memperoleh perhatian yang besar. Begitupun sama halnya dengan manajemen sumber
daya manusia. Manajemen sumber daya manusia ini mempunyai kekhususan
dibandingkan dengan manajemen secara umum lainnya. Karena yang di “manage”
adalah manusianya dalam hal ini generasi muda, sehingga keberhasilan dan
kegagalan manajemen sumber daya manusia ini akan menentukan sejauh mana
kalangan pemuda dalam me-reaktifitas perannya pada keikutsertaan dalam MEA
2015. Dengan demikian gambaran skeptisme terhadap peran generasi muda dalam
bersaing di tataran global dapat diubah cara pandangnya menjadi bahwa kalangan
pemuda pun dapat mengambil langkah kompetitif dalam menghadapi tantangan
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Ayo pemuda lawan apatisme dengan berani
mengambil peran, lawan kemiskinan dengan usaha kreatif, dan lawan kebodohan
dengan usaha keilmuan !. Just do more and
think out of the box !. (Hafid Priawitantio, PPKn )
Komentar
Posting Komentar